Perlu kamu ketahui, ada beberapa lensa yang dapat menjadi
pilihan.
Masing-masing lensa bisa dipilih sesuai dengan aktivitas atau tin
1. 1) High-index plastic. Meski tipis, lensa ini
tergolong kuat. Kamu yang memerlukan lensa tahan banting bisa memilih
jenis ini. Salah satu kelebihannya lagi, lensa ini ringan sehingga tidak
membebani hidungmu ketika mengenakannya.
2. 2) Lensa asferik. Lensa ini punya banyak varian
berdasarkan tingkat kelengkungannya. Ada yang sangat lengkung, ada juga yang
datar. Sesuaikan saja dengan seleramu.
3. 3) Lensa polikarbonat. Lensa ini juga
termasuk tahan banting. Jika kamu orang yang banyak bergerak, sering
berolahraga, aktif ke sana dan kemari, atau selama ini kacamatamu mudah rusak,
cobalah untuk mempertimbangkan mengenakan kacamata berlensa polikarbonat.
4. 4) Lensa trivex. Kelebihan lensa ini berada pada
fungsinya yang dinilai lebih unggul ketimbang lensa lainnya dalam membantu
penglihatan. Kelebihan lainnya adalah tipis dan ringan sehingga tidak mudah
rusak saat terbentur.
5. 5) Lensa fotokromik. Lensa ini bisa berupa plastik
atau kaca. Sifatnya menghambat sinar UV sehingga bagi kamu yang menggunakan
lensa ini akan terasa seperti menggunakan kacamata hitam khusus penangkal sinar
UV. Bedanya dengan kacamata hitam, lensa fotokromik tidak membuat benda yang
kamu lihat menjadi gelap.
Kenali Ciri-ciri dan Gejala Mata Minus Kalau Anda penasaran apakah saat ini Anda sedang menderita rabun jauh atau tidak, coba bandingkan hasil daya lihat Anda. Pandanglah sebuah obyek yang berada dekat, apakah terlihat jelas? Sekarang mundurlah beberapa langkah, apakah Anda masih bisa melihatnya dengan jelas? Jika ya, maka coba mundurlah sedikit lagi. Jika pada jarak tertentu tangkapan daya lihat Anda terhadap obyek itu semakin kabur, tetapi orang lain bisa melihatnya dengan jelas, maka bisa jadi Anda mengidap miopi.
1) Harus Memincingkan mata terlebih dulu agar pandangan bisa lebih jelas atau fokus Seseorang yang memiliki mata minus akan menunjukkan gejala yang umum yaitu memincingkan mata agar bisa fokus dan melihat onjek dengan jelas. Bahkan sering kali disertai dengan memajukan wajah atau mendekati objek tersebut, padahal orang lain disekitarnya yang sama-sama melihat objek yang sama tetap tenang berada ditempatnya.
2) Sering Mengedipkan Mata Kalau Anda harus berulangkali mengedipkan mata hanya agar pandangan bisa lebih fokus atau tajam ketimbang sebelumnya, maka besar kemungkinan Anda memang menderita rabun jauh.
3) Mata tegang atau lelah Ketika mata dipaksa untuk selalu fokus melihat benda jauh agar terlihat jelas, maka usaha ini dapat membuat kedua mata kita tegang dan kelelahan.
4) Mata merah Setelah mengalami kelelahan, maka akibatnya mata mungkin bisa memerah bahkan pedih karenanya.
5) Pusing atau sakit kepala Selain itu, penderita mata minus yang memaksa mata untuk terus-menerus agar dapat melihat jelas juga bisa memicu pusing atau mungkin sakit kepala.
6) Kesulitan melihat jelas hanya saat malam Anda merasa pandangan normal-normal saja saat siang hari, namun begitu malam tiba, Anda seringkali tidak bisa melihat dengan jelas, khususnya saat mengemudi. Untuk kasus ini, Anda mungkin terkena night myopia (rabun senja), yaitu kondisi di mana rabun jauh hanya terjadi saat gelap/ malam hari saja. Biasanya tajamnya daya lihat bagi penderita night myopia juga tergantung dari seberapa terang ruangan/ lingkungan di sekitarnya. Gejala dan Ciri-ciri Mata Minus pada Anak Selain orang dewasa, anak-anak juga sering menjadi korban mata minus. Namun seringkali mereka membiarkannya begitu saja karena tidak menyadari bahayanya kondisi rabun tersebut. Dalam hal ini, peran orang tua untuk mengamati sangatlah penting agar level minus pada anak tidak semakin tinggi. Beberapa gejala mata minus pada anak-anak yang cukup sering terjadi adalah:
7) Mengedip terlalu sering Bila Anda mendapati buah hati terlalu sering mengedipkan matanya saat melihat obyek jauh, segera periksakan ia ke dokter mata. Mengedipkan mata terlalu sering juga bisa jadi ciri-ciri mata minus pada anak.
8) Duduk terlalu dekat dengan televisi Tanpa sadar buah hati sering duduk terlalu dekat dengan layar TV. Ia juga suka menulis atau membaca buku terlalu dekat. Jika ini yang terjadi, maka bisa jadi ia tidak menyadari kalau sedang menderita miopi.
9) Lebih suka duduk di kursi depan ketika di kelas Apakah buah hati mengalami kesulitan belajar saat ia duduk di belakang, namun menunjukkan prestasi yang baik ketika duduk di depan? Kondisi ini bisa menandakan buah hati menderita learning disability ataukah hanyalah rabun jauh biasa.
10) Sering menabrak atau terjatuh Buah hati sering jatuh atau menabrak benda-benda di sekitarnya? Ini bisa jadi dikarenakan daya pandangnya yang buram.
11) Sering menggosok matanya Anak-anak dengan mata rabun yang belum didiagnosis sehingga belum memakai kacamata juga akan sering menggosok matanya. Tindakan ini dilakukannya karena mata mungkin terasa pedas, perih, atau capek. Merasakan ada sesuatu yang salah dengan daya pandang, tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, maka segera temui dokter untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Jangan sampai mata mengalami komplikasi lanjutan akibat miopi, salah satunya yang cukup menyeramkan namun jarang terjadi adalah lepasnya selaput jala atau retina (ablasio retina). Selain itu, tidak cukup hanya sekali untuk memeriksakan mata. Anda harus memeriksakan mata paling tidak sekali setahun untuk mengetahui kondisi terbarunya. Sebab bisa jadi tahun lalu Anda baik-baik saja (tidak mengidap rabun apapun sama sekali), namun tahun ini tidak. Yang penting adalah, begitu Anda mengalami ciri-ciri dan gejala mata minus yang disebutkan tadi, segera periksakan diri ke dokter mata agar tidak terlambat penanganannya.
sumber :https://mediskus.com/penyakit/11-ciri-ciri-dan-gejala-mata-minus-pada-anak-dan-dewasa
1) Harus Memincingkan mata terlebih dulu agar pandangan bisa lebih jelas atau fokus Seseorang yang memiliki mata minus akan menunjukkan gejala yang umum yaitu memincingkan mata agar bisa fokus dan melihat onjek dengan jelas. Bahkan sering kali disertai dengan memajukan wajah atau mendekati objek tersebut, padahal orang lain disekitarnya yang sama-sama melihat objek yang sama tetap tenang berada ditempatnya.
2) Sering Mengedipkan Mata Kalau Anda harus berulangkali mengedipkan mata hanya agar pandangan bisa lebih fokus atau tajam ketimbang sebelumnya, maka besar kemungkinan Anda memang menderita rabun jauh.
3) Mata tegang atau lelah Ketika mata dipaksa untuk selalu fokus melihat benda jauh agar terlihat jelas, maka usaha ini dapat membuat kedua mata kita tegang dan kelelahan.
4) Mata merah Setelah mengalami kelelahan, maka akibatnya mata mungkin bisa memerah bahkan pedih karenanya.
5) Pusing atau sakit kepala Selain itu, penderita mata minus yang memaksa mata untuk terus-menerus agar dapat melihat jelas juga bisa memicu pusing atau mungkin sakit kepala.
6) Kesulitan melihat jelas hanya saat malam Anda merasa pandangan normal-normal saja saat siang hari, namun begitu malam tiba, Anda seringkali tidak bisa melihat dengan jelas, khususnya saat mengemudi. Untuk kasus ini, Anda mungkin terkena night myopia (rabun senja), yaitu kondisi di mana rabun jauh hanya terjadi saat gelap/ malam hari saja. Biasanya tajamnya daya lihat bagi penderita night myopia juga tergantung dari seberapa terang ruangan/ lingkungan di sekitarnya. Gejala dan Ciri-ciri Mata Minus pada Anak Selain orang dewasa, anak-anak juga sering menjadi korban mata minus. Namun seringkali mereka membiarkannya begitu saja karena tidak menyadari bahayanya kondisi rabun tersebut. Dalam hal ini, peran orang tua untuk mengamati sangatlah penting agar level minus pada anak tidak semakin tinggi. Beberapa gejala mata minus pada anak-anak yang cukup sering terjadi adalah:
7) Mengedip terlalu sering Bila Anda mendapati buah hati terlalu sering mengedipkan matanya saat melihat obyek jauh, segera periksakan ia ke dokter mata. Mengedipkan mata terlalu sering juga bisa jadi ciri-ciri mata minus pada anak.
8) Duduk terlalu dekat dengan televisi Tanpa sadar buah hati sering duduk terlalu dekat dengan layar TV. Ia juga suka menulis atau membaca buku terlalu dekat. Jika ini yang terjadi, maka bisa jadi ia tidak menyadari kalau sedang menderita miopi.
9) Lebih suka duduk di kursi depan ketika di kelas Apakah buah hati mengalami kesulitan belajar saat ia duduk di belakang, namun menunjukkan prestasi yang baik ketika duduk di depan? Kondisi ini bisa menandakan buah hati menderita learning disability ataukah hanyalah rabun jauh biasa.
10) Sering menabrak atau terjatuh Buah hati sering jatuh atau menabrak benda-benda di sekitarnya? Ini bisa jadi dikarenakan daya pandangnya yang buram.
11) Sering menggosok matanya Anak-anak dengan mata rabun yang belum didiagnosis sehingga belum memakai kacamata juga akan sering menggosok matanya. Tindakan ini dilakukannya karena mata mungkin terasa pedas, perih, atau capek. Merasakan ada sesuatu yang salah dengan daya pandang, tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, maka segera temui dokter untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Jangan sampai mata mengalami komplikasi lanjutan akibat miopi, salah satunya yang cukup menyeramkan namun jarang terjadi adalah lepasnya selaput jala atau retina (ablasio retina). Selain itu, tidak cukup hanya sekali untuk memeriksakan mata. Anda harus memeriksakan mata paling tidak sekali setahun untuk mengetahui kondisi terbarunya. Sebab bisa jadi tahun lalu Anda baik-baik saja (tidak mengidap rabun apapun sama sekali), namun tahun ini tidak. Yang penting adalah, begitu Anda mengalami ciri-ciri dan gejala mata minus yang disebutkan tadi, segera periksakan diri ke dokter mata agar tidak terlambat penanganannya.
sumber :https://mediskus.com/penyakit/11-ciri-ciri-dan-gejala-mata-minus-pada-anak-dan-dewasa
11 Ciri-ciri dan Gejala Mata Minus pada Anak dan Dewasa Oleh dr. Ahmad Muhlisin
Adinda Ramadhani
November 08, 2017